Overland Tour Nusa Tenggara Timur

"Overland Tour Nusa Tenggara Timur"

Liburan panjang pada tahun ini saya di ajak paman saya untuk explore Tanah Flores, Nusa Tenggara Timur. Kami menghabiskan waktu travelling selama 8 hari 7 malam. Pada hari pertama saya berangkat dari bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar menuju bandara Komodo, Labuan Bajo kemudian transit ke bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende. Setelah tiba di bandara H. Hasan Aroeboesman, Ende, kami kemudian menyewa sepeda motor dengan tarif Rp 150.000 per hari. Kami kemudian langsung pergi menuju ke Moni dengan waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam melewati jalan yang berliku dengan temperatur cuaca berkabut dan sangat dingin. Sampai di Moni, kami bermalam di salah satu akomodasi terdekat.
Pada hari kedua, Kami berangkat dari jam 4 pagi dari penginapan menuju salah satu destinasi wisata yang terkenal yaitu Danau Kelimutu. Pada saat itu jalanan sangat gelap, tidak tersedia lampu jalanan sehingga pengendara yang melintas harus berhati-hati dan suhu yang sangat dingin, Saya sendiri berkendara hingga badan bergetar. Akhirnya kami tiba di gerbang masuk Danau Kelimutu sekitar pukul 5.30 dan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Setelah itu kami harus berjalan sekitar 20 menit dan menaiki ratusan anak tangga hingga. Akhirnya kami tiba juga di puncak Danau Kelimutu, banyak wisatawan yang menunggu sunrise. Kemudian saya mendengar seseorang meniupkan sangkakala dan sunrise pun muncul, wow indahnya pemandangan!





Seorang Ibu yang berjualan minuman panas dan makanan ringan serta kain selendang tenun asli Kelimutu yang sangat ramah, beliau meminjamkan kain tersebut kepada saya untuk berfoto.








Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke Ende, kami juga mengunjungi beberapa destinasi wisata alam yang terdapat disekitar Moni seperti pemandian air panas Liasembe dan air terjun Murundao. Di pertengahan jalan, terjadi tanah longsor dan jalan pun tertutup. Petugas langsung membersihkan longsor tersebut, untung tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. 







Kami kembali menuju pusat kota Ende dan mengeksplore daya tarik wisata yang ada di kota Ende seperti Rumah Pengasingan Bung Karno, Taman Inspirasi, Museum Tenun Ikat, Pantai Ende, Pelabuhan Ende hingga akhirnya mengembalikan sepeda motor yang kami sewa dan menginap satu malam.




Pada hari ketiga, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Bajawa menggunakan Bus angkutan umum karena travel telah penuh. Jarak dari kota Ende - kota Bajawa kurang lebih 4 jam melewati jalan yang berkelok-kelok. Biaya bus umum ini sebesar Rp 120.000 per orang akan tetapi saya merasa tidak nyaman karena harus bus ini melebihi muatan penumpang yang seharusnya 13 penumpang namun dipaksa menjadi 20-30 orang dan banyak barang bawaan yang berukuran besar.


Sampai di kota Bajawa, kami langsung menggunakan ojek untuk menuju penginapan dengan biaya Rp 10.000. Kemudian Kami menyewa sepeda motor dengan biaya Rp 100.000 dan langsung mengeksplore destinasi yang menarik seperti Desa Bena, menyusuri gunung Inerie dan air terjun Ogi.





Pada malam hari, kami makan malam di salah satu warung makan kreatif yang menyediakan masakan lokal yang enak, sambil makan kami pun mengenal Ibu pemilik warung ini yang sangat ramah dan saling berbagi cerita. 



Pada hari keempat, Kami melanjutkan perjalanan dari kota Bajawa menuju kota Ruteng. Kami menggunakan transportasi yang berupa mobil avanza dengan tarif Rp 100.000 namun harus menunggu penumpang penuh. Setelah lama menunggu tidak mendapatkan penumpang, kami pun chater dengan harga Rp 400.000. Perjalanan dari kota Bawaja menuju Ruteng sekitar 4 jam lebih. Setelah sampai di kota Ruteng, kami menyewa sepeda motor dengan harga Rp 150.000. Akan tetapi motor yang kami sewa mengalami sedikit kendala sehingga kami pun mengembalikan motor tersebut. Kami sempat mengunjungi Kampung Puu dengan biaya masuk Rp 10.000 per orang yang memiliki bangunan adat hampir sama seperti Waerebo. Kami merasa kecewa karena saat itu tidak dapat berpergian ke destinasi yang lain.


Pada hari kelima, Kami melanjutkan perjalanan dari kota Ruteng menuju Labuan Bajo. Kami menggunakan transportasi travel Gunung Mas dengan biaya Rp 120.000 per orang. Setelah sampai di Labuan Bajo, kami menyewa sepeda motor dengan biaya Rp 75.000 per hari. Kemudian kami langsung menuju destinasi yang menarik yaitu Goa Rangko. Menurut artikel lain yang kami baca, tersedianya jalan alternatif darat menuju destinasi itu namun setelah kami menjelajahi jalan tanah yang kasar dan sulit untuk dilewati sehingga kami terpaksa menyewa kapal nelayan untuk menyebrang menuju Goa Rangko dengan biaya Rp 400.000. Biaya masuk Goa Rangko yaitu sebesar Rp 20.000 per orang.


Pada hari keenam, kami mengikuti Komodo Trip 1 hari dengan biaya Rp 400.000 per orang menuju Pulau Padar, Pantai Pink, Pulau Komodo dan Manta Point. Biaya masuk Pulau Komodo adalah sebesar Rp 80.000 per orang. Kami menemukan 8 ekor komodo yang berada didekat rumah warga dan ditengah hutan. Setelah itu kami snorkeling di Manta Point tetapi tidak menemukan seekor pun ikan manta. 




Pada hari ketujuh kami menghabiskan waktu liburan terakhir dengan menginap di Waecicu Resort yang sangat dekat dengan salah satu destinasi Labuan Bajo yaitu Bukit Cinta. 


Pada hari kedelapan adalah hari terakhir kami di Tanah Flores, tidak lupa kami mampir ke pusat oleh-oleh Exotic Komodo yang terletak didepan bandara Komodo. Demikianlah cerita destinasi liburan saya di Nusa Tenggara Timur, Saya menarik beberapa kesimpulan 4A sebagai berikut:
1. Atraksi
Atraksi alam yang memiliki daya tarik berupa keunikan dan keindahan alam sehingga dapat menarik kunjungan banyak wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

2. Amenitas
Akomodasi di sekitar daerah tujuan wisata sudah tergolong baik namun sebagian akomodasi memiliki kekurangan fasilitas seperti tidak tersedianya alat mck. Transportasi sudah tergolong baik namun harus diterapkan standard prosedur kerja yang baik sesuai peraturan.

3. Aksesbilitas
Jalan akses antarkota sudah tergolong baik karena jalan telah di aspal namun belum tersedianya lampu jalan sehingga pada malam hari akan sangat berbahaya bagi pengendara yang melintas. Selain itu sering terjadi longsor dari lereng bukit sebaiknya pemerintah atau masyarakat serta pengguna jalan lebih berhati-hati dan berantisipasi.

4. Ancillary/Pelayanan Tambahan
Sudah tersedianya lembaga pelayanan pariwisata disebagian destinasi wisata seperti tourist information.

Masyarakat di Nusa Tenggara Timur sangatlah ramah dan murah senyum, Inilah Indonesia, Dari Sabang sampai Merauke berbeda suku, agama, ras, budaya namun kita tetap bersatu menjunjung tinggi nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Indonesia Tanah Airku
Pesona Indonesia
Wonderful Indonesia
Sekian cerita destinasi saya pada liburan kali ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Ikuti perjalanan saya di Rcjourneys dan ikuti review perjalanan saya di Youtube
Terima Kasih :)

0 Response to "Overland Tour Nusa Tenggara Timur"

Posting Komentar